Heboh.! 1 GB Kuota Internet Harganya 1 gram Emas di Papua

Heboh.! 1 GB Kuota Internet Harganya 1 gram Emas di Papua

Bagikan :

Netizen dihebohkan dengan video yang memperlihatkan barter atau tukar menukar emas di pedalaman Papua. Video yang diunggah di akun Instagram @makassar_iinfo pada Jumat (13/8/2021) itu viral di media sosial.

“Ini cara barter di pedalaman Papua Indonesia, barter dengan emas WOWW,” demikian keterangan video.

Dilansir dari kompas.com, 2 video telah diunggah. Dalam video pertama, dua pemuda terlihat berbelanja di sebuah toko. Keduanya berencana untuk menukar dua ayam dan gula.

Uniknya, mereka tidak menukarkan berang-berang dengan uang, seperti yang mereka lakukan dalam kegiatan jual beli. Namun, mereka mengganti ayam dan gula dengan emas.

Ketika dia menerima emas yang diberikan oleh pemuda di depannya, penjual bertanya: Apa ini? Pemuda itu menjawab: Dua ayam dengan gula, halo guys.

Kemudian emas tersebut segera ditimbang. Setelah ditimbang beratnya emas adalah 2 gram.

Sementara itu, di video kedua, rincian harga voucher Internet WiFi dari Ubiqu tampak tertulis di kertas putih.

BACA JUGA :   Ini Rincian Biaya Admin BNI dan Bunga Per Bulan

“Ini untuk yang ingin tahu harga voucher WiFi. Ini untuk Ubiqu WiFi, 100MB 1 voucher (emas 0,1g), 300MB 3 voucher (0,3g emas) dll sampai biaya 1GB 1g”, kata perekam. Kaset video.

Dari hasil penelusuran, ternyata kedua video tersebut pertama kali direkam oleh pemilik akun TikTok @syahtiarm. Setelah dikonfirmasi, Syahtiar, pemilik akun TikTok @syahtiarm, membenarkan adanya pertukaran video menggunakan emas.

Ia mengatakan lokasi pengambilan video berada di pedalaman Papua, namun Syahtyar enggan membeberkan lokasi pastinya.

“Saya belum bisa cerita banyak, lokasinya di dalam Papua. Detailnya belum bisa diberitakan, maaf,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Saat itu, ada dua pemuda yang membeli 2 ekor ayam dan 1 kilogram gula pasir.

Harganya 2 gram emas. Lantas, mengapa harga dua ekor ayam dan satu kilogram gula begitu mahal?

BACA JUGA :   Orang Terkaya Afrika Borong Mobil Buatan Indonesia

“Kenapa mahal sekali karena kita menggunakan helikopter untuk mengangkut barang? Kita sewa 60-70 juta helikopter setiap 25 menit sekali. Ini minimal seminggu sekali menggunakan helikopter. Ini di luar modal kios,” kata Syahtyar.

Barang dagangan yang dijual tidak jauh berbeda dengan kios pada umumnya, kata Syahtyar. Ini termasuk voucher makanan dan minuman dan voucher internet.

Sayahtiar menambahkan, operasi jual beli tidak hanya menggunakan emas. Ada juga pembeli yang membayar menggunakan Uang Rupiah.

“Gimana rupiahnya. Tapi nanti lebih mahal. Lalu kalau rupiah, risikonya bisa basah dan rusak nanti. Jadi lebih baik pakai emas saja. Kalau ada yang pakai rupiah, tetap dilayani,” dia menjelaskan.

Sementara itu, menurut penjelasan Kepala Divisi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, jika melihat persoalan ini hanya dari sisi hukum, bisa dianggap melanggar peraturan yang ada.

Namun, menurut Irwin, akan lebih penting untuk melihat masalah ini dari perspektif yang lebih luas.

BACA JUGA :   Jadwal Puasa 2021 untuk Seluruh Wilayah Indonesia, Simak Infonya

“Tapi saya kira dalam konteks orang Papua ada perspektif sosial ekonomi yang lebih menonjol, yaitu mereka membutuhkan lebih banyak kemajuan di bidang ekonomi,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/8/2021). .

Lebih lanjut ia menjelaskan, ketika transaksi ekonomi meningkat dan ada kebutuhan akan alat tukar yang membuat transaksi lebih efisien, maka rupiah harus digunakan sebagai satu-satunya instrumen transaksi yang sah.

“Saat itu, menurut saya perspektif hukum sangat relevan,” katanya.

Irwin mengatakan, BI terus mengupayakan ketersediaan rupiah di daerah-daerah terpencil, terluar, dan terdalam di Indonesia.

Hingga saat ini, 46 kantor perwakilan BI telah dikerahkan di seluruh negeri untuk mempercepat upaya ini.
“Rupiah yang memiliki denominasi lebih pasti jauh lebih baik dari pada emas yang satuanya lebih besar sebagai transaksi operasional ritel,” tambahnya.

Bagikan :